Total Tayangan Halaman

Kamis, 28 Februari 2013

PROFIL JAVIER HERNANDEZ

kali ini datang dari Pemain asal Mexico yang kini membela Manchester United yaitu Javier Hernandez atau yang lebih akrab disapa Chicharito. Pemain yang dibeli MU dari klub mexico Guadalajara ini, adalah salah satu bagian penting di klub yang berjuluk Setan Merah tersebut, Ferguson kerap memberikan kepercayaan kepada Chicharito untuk menjadi Stater jika Rooney dilanda cedera. Chicarito membayar kepercayaan Ferguson kepadanya, dengan mencetak gol-gol penting untuk MU. Pesepakbola kelahiran Guadalajara, Meksiko 1 Juni 1988 ini, memulai awal karier sepakbolanya di klub Guadalajara, dan kini Chicharito berkostum Manchester United. Bagi anda penggemar atau fans dari Javier Hernandez, ingin mengetahui Profil Pemain dan Biodata lengkap dar Striker Manchester United ini. Berikut Profiles dan Biografi lengkap dari Javier Hernandez.

 
PROFIL DAN BIODATA JAVIER HERNANDEZ

Informasi Pribadi

Nama lengkap : Javier Hernández Balcázar
Tanggal lahir : 1 Juni 1988 (umur 22)
Templat lahir : Guadalajara, Meksiko
Tinggi 1.75 m : (5 ft 9 in)
Posisi bermain : Penyerang

Informasi klub

Klub saat ini Manchester United
Nomor 14

Karier muda

1997–2006 Guadalajara

Karier senior

Tahun Tim Apps (Gol)
2006–2010 Guadalajara 64 (26)
2010– Manchester United 16 (7)
Tim nasional

2007–2009 Meksiko U-20 5 (1)
2009– Meksiko 20 (11)

Profil Pemain

Javier "Chicharito" Hernández Balcázar (lahir 1 Juni 1988; umur 22 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Meksiko yang bermain di posisi pemain depan untuk klub C.D. Guadalajara. Hernández akan menjadi orang Meksiko pertama yang akan bergabung dengan klub Manchester United pada tanggal 1 Juli 2010. Ia sering dijuluki Chicharito oleh para penggemarnya, yang dalam bahasa Spanyol berarti 'si kacang kecil.


Demikian sekilas mengenai Profil dan Biodata lengkap dari Javier "Chicharito" Hernández Balcázar yang merupakan Pemain asal Mexico yang kini membela Manchester United.

Rabu, 27 Februari 2013

SKUAD TIM PERSIB BANDUNG 2012/2013

INILAH SKUAD TIM MAUNG BANDUNG, Pelatih Persib Bandung, Djajang Nurjaman mengumumkan pemain persib bandung musim 2012/2013

Pengumuman pemain ini dilakukan di Kantor PT. Persib Bandung Bermartabat (PT.PBB), Jalan Sulajana No. 17 Bandung.

DAFTAR PEMAIN PERSIB BANDUNG 2012/2013
Tim Persib Bandung Formasi 2013
Inilah Daftar pemain persib 2012/2013 Formasi dan susunan pemain Persib di Indonesia Super League (ISL) musim ini. Skuad Persib terbaru dengan komposisi pemain lama dan pemain baru yang direkrut pada bursa transfer terkini. Tim utama atau skuad senior Persib dibawah arahan pelatih Djadjang Nurdjaman.
Skuad Persib 2013 ini agak berbeda dengan skuad Persib sebelumnya, karena adanya sejumlah pemain baru yang ditangkan musim 2013 ini. Siapa saja mereka dan seperti apa daftar lengkap pemain Persib Bandung, silahkahkan simak selengkapnya berikut ini!
Daftar Pemain (Skuad) Persib Bandung 2013
Kiper
  • I Made Wirawan
  • Shahar Ginanjar
  • Cecep Supriyatna
  • Rizky Bagja
Bek
  • Maman Abdurahman
  • Abanda Herman
  • M. Agung Pribadi
  • Naser Al Sebai Hlasi
  • Aang Suparman
  • Supardi Natsir
  • Jajang Sukmara
Gelandang
  • Hariono
  • Firman Utina
  • Atep
  • Tony Sucipto
  • M Ridwan
  • Mbida Messi
  • Asri Akbar
Striker
  • Airlangga Sutjipto
  • Kenji Adacihara
  • Sigit Hermawan
  • Herman Dzumafo

Selasa, 26 Februari 2013

ROBIN VAN PERSIE

Berkas:Robin+Van+Persie+Manchester+United+v+Galatasaray+oyv8rrr844Ll.jpg 
Robin van Persie (lahir di Rotterdam, Belanda, 6 Agustus 1983; umur 29 tahun) adalah pemain sepak bola Belanda yang bermain sebagai striker untuk Manchester United dan tim nasional Belanda. Dia adalah produk muda Feyenoord.Setelah bergabung dengan Arsenal pada tahun 2004, Van Persie menjadi kapten klub pada 16 Agustus 2011.bermain gaya dan kemampuannya telah menarik dan dibandingkan dengan legenda Belanda Marco van Basten.
Putra dari dua seniman, Van Persie didorong untuk mengikuti jejak orang tuanya, tapi dia malah lebih suka sepak bola dan bergabung dengan skuad muda SBV Excelsior. Dia membuat terobosan di klub kota kelahirannya Feyenoord lain, di mana ia menghabiskan tiga musim dan memenangkan Piala UEFA tahun 2002. Dia menyabet gelar Dutch Football Talent of the Year untuk musim 2001-02. Ketidaksepakatan dengan manajer Bert van Marwijk memuncak dalam perubahan klub dan Van Persie pindah ke klub Liga Premier Arsenal dengan nilai transfer £ 2.750.000 pada tahun 2004 sebagai pengganti jangka panjang untuk Dennis Bergkamp. Ia memenangkan FA Community Shield dan Piala FA di musim pertamanya dengan klub London dan pergi untuk memenangkan 2006 Rotterdam Sportsman of the year. Van Persie menjadi topskor dan assist terbanyak dalam musim 2008-2009.
Ia termasuk anggota tim nasional sepak bola Belanda yang memperkuat negara tersebut di Piala Dunia 2006, Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012.

Feyenoord
Van Persie bergabung dengan tim junior Belanda sisi SBV Excelsior ini pada usia 14 tahun, tetapi meninggalkan pada usia 15, karena hubungan dengan pelatih dan ibunya, dan dengan demikian ditandatangani untuk Feyenoord. Ia segera dipromosikan ke. tim pertama karena masalah cedera antara skuad, dan melakukan debut untuk klub di usia 17. Ia menerima penghargaan Best Talent KNVB muda di akhir musim 2001-02. Dia menandatangani kontrak profesional tiga tahun setengah dengan Feyenoord di musim berikutnya. Namun, bentrokan dengan nya manajer Bert van Marwijk melihat Van Persie diturunkan ke skuad cadangan, dan marah van Marwijk kepada wartawan, "perilaku-Nya tidak memungkinkan baginya untuk tetap berada di skuad lagi sehingga ia akan bergabung sisi cadangan untuk saat ini ". Selama pertandingan yang menampilkan Feyenoord dan Ajax, dia adalah salah satu pemain Feyenoord yang diserang oleh hooligan yang telah menyerbu lapangan. keretakan Van Persie dengan van Marwijk berlanjut ketika ia dikirim pulang pada menjelang Super UEFA tahun 2002 Piala final melawan real Madrid setelah pelatih tidak senang dengan bahasa tubuh Van Persie setelah diminta untuk pemanasan untuk kualifikasi Liga Champions. Van Persie mengakhiri musim debutnya yang kacau di tim pertama, membuat total 28 penampilan dan mencetak delapan gol, selain menjadi runner-up di Piala KNVB.
Arsenal
Van Persie hijrah ke klub Liga Premier, Arsenal dengan nilai transfer £ 2.750.000 pada tahun 2004 sebagai pengganti jangka panjang untuk Dennis Bergkamp. Ia memenangkan FA Community Shield dan Piala FA di musim pertamanya dengan klub London dan pergi untuk memenangkan 2006 Rotterdam Sportsman of the year. Ia melalui musim yang luar biasa dengan Arsenal, bermain bersama bintang Thierry Henry dan menjadi tumpuan lini depan serta mesin gol bagi klub Arsenal semenjak hijrahnya Thierry Henry. Bersama Cesc Fabregas, Samir Nasri mereka pernah menjadi pemain sentral dan menakutkan di Arsenal berkat polesan manajer Arsene Wenger. Namun tidak bertahan lama setelah Cesc Fabregas dan Samir Nasri memutuskan pergi dengan alasan ingin memenangkan banyak gelar. Pada 16 Agustus 2011, ia diplot sebagai kapten Arsenal, karena dia layak dan sudah menjadi bagian dari legenda Arsenal berkat kontribusinya. Van Persie selesai sebagai topskorer di Liga Premier dengan 30 gol, dan menjadi 8 pemain Arsenal pencetak gol terbanyak dengan total 132 gol.
Pada tanggal 4 Juli 2012, Van Persie mengumumkan bahwa ia tidak akan menandatangani kontrak baru dengan Arsenal. Van Persie menjadi topskor dan assist terbanyak dalam musim 2008-2009.
Manchester United
Pada tanggal 15 Agustus 2012, Arsenal mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui persyaratan dengan Manchester United untuk transfer, tapi Van Persie belum menyetujui persyaratan pribadi dengan klub. Pada tanggal 17 Agustus, Van Persie ditransfer ke Manchester United dengan nilai £. 24 juta , menandatangani kontrak empat tahun. Dia melakukan debut pada tanggal 20 Agustus, datang sebagai pengganti 68-menit untuk Danny Welbeck pada kekalahan 1-0 untuk Everton. Pada tanggal 2 September 2012, ia mencetak hattrick pertama bagi United dalam kemenangan 3-2 atas Southampton, membantu menarik United kembali dari defisit 2-1, gol ketiganya adalah ke-100 di Liga Premier. Pada tanggal 9 Desember, Van Persie mencetak gol kemenangan pada menit terakhir dari tendangan bebas dalam kemenangan 3-2 atas Manchester City, di debut pertamanya dalam Manchester Derby. Tujuan ini mengakhiri rekor tak terkalahkan City di Liga Premier di musim 2012-13 dan memecah rekor tak terkalahkan kandang City pada musim sebelumnya.
Pada laga melawan West Brom pada 29 Desember 2012, Van Persie dicadangkan Sir Alex Ferguson, tetapi kemudian dia dimasukkan di pertengahan babak kedua. Van Persie mencetak gol dan melakukan selebrasi membuka kaosnya dan memperlihatkan kaos dalamnya yag bertuliskan 'R.I.P. Tchuna We Will Never Forget'
Gaya Bermain
Van Persie memulai karir klub seniornya sebagai pemain sayap kiri dan memiliki kemampuan dribbling yang luar biasa dan juga seorang striker berbakat. Dia dibeli oleh Arsenal sebagai pengganti jangka panjang untuk Dennis Bergkamp. Manajer Arsene Wenger berencana untuk mengkonversi Van Persie dari sayap kiri ke pusat ke depan saat ia telah berhasil melakukan dengan pemain bintang Thierry Henry. Dia pada awalnya sebagian besar digunakan sebagai striker kedua di pertandingan Piala Liga dan Piala FA. Karena pensiun Bergkamp dan keberangkatan Fredrik Ljungberg, Van Persie diberi peran bermain bersama Henry sebagai striker kedua. Van Persie terkesan dalam posisi ini, memiliki banyak assist dan gol atas namanya. Van Persie digambarkan oleh Wenger sebagai Bergkamp dengan banyak gol. Van Persie sangat baik untuk teknik dribbling dan menembak. Namun begitu, dia begitu dia sangat rentan cedera. Van Persie telah menjadi sosok penting bagi klub dan negara. Dan hal itu dibuktikan ketika ia dinobatkan sebagai pemain Arsenal Player of The Season untuk musim 2008-09.
Kepergian Emmanuel Adebayor dan Henry, Van Persie menjadi striker utama dalam sistem 4-3-3 Wenger, meskipun Van Persie sering turun di lini tengah untuk menggunakan visi dan keterampilan untuk menciptakan peluang bagi pemain lainnya yang menyerang di lini tengah seperti Aaron Ramsey dan Theo Walcott. Puncaknya ketika memimpin dengan 11 assist pada musim Premier League 2008-09. Van Persie juga spesialis set piece dan sejumlah besar assist nya datang dari kedua sudut dan freekicks. Dia juga seorang pengambil tendangan bebas yang berbahaya, terbukti mencetak gol teratur untuk klub dan negaranya.
Prestasi
Klub
Feyenoord
Arsenal
Tim nasional
Individual
Kehidupan pribadi
Van Persie lahir dari keluarga seniman. Ibunya, José Ras adalah seorang pelukis dan desainer perhiasan yang juga pengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Ayahnya, Bob seorang pematung. Setelah mereka bercerai, Van Persie tinggal bersama ayahnya.
Van Persie menikah dengan Bouchra, seorang gadis keturunan Maroko. Mereka mempunyai dua orang anak; seorang anak laki-laki bernama Shaqueel dan seorang anak perempuan bernama Dina.


Profile band Ice Cream Attack

ICE CREAM ATTACK! adalah sebuah band yang beraliran DANCE ROCK. Berawal dari Momow yang awalnya mempunyai project electronica yang dia konsep dan kembangkan sendiri, bernama Chocolate Milksex. Namun selama 1 tahun konsep tersebut tak kunjung menghasilkan sesuatu seperti yang dia inginkan, sampai akhirnya ia mengubah nama band tersebut menjadi Ice Cream Attack! (ICA). ICA mulai berjalan perlahan dengan konsep baru, Momow mengajak Rika untuk bergabung dalam formasi untuk menjadi vokalis, dan Partanx (ex PARTY! LIKE DINOSAURS / THE KIDS) sebagai Bassis. Akhirnya pada tanggal 22 Agustus 2009 band ini resmi terbentuk dengan formasi awal Momow (Beat sampling / guitar / back vocal). Rika (vocal) dan Partanx (Bass / Back vocal).
Selama setahun ICA wara-wiri di dunia permusikan indie, akhirnya ICA memutuskan untuk mengajak Teguh untuk mengisi posisi drum dengan pertimbangan agar musik ICA dapat terasa lebih bersemangat sesuai konsep awal terbentuknya band ini. Akhirnya, inilah formasi lengkap ICA : Rika (Vocal), Momow (Beat sampling / guitar / back vocal), Partanx (Bass / Back Vocal) dan Teguh (Drums).
Nama Ice Cream Attack! dipilih berdasarkan filosofi ice cream (es krim) yang disukai oleh setiap kalangan (dari anak-anak sampai yang tua) dan bikin ketagihan, sedangkan attack! yang berarti serang dalam bahasa Indonesia, jika digabung menjadi serangan es krim (ice cream attack!) yang dimaksudkan agar musik ICA dapat menyerang semua orang dan bikin ketagihan bagi siapapun yang mendengarnya sehingga nantinya dapat disukai dan diterima oleh setiap orang.
Ice Cream Attack! memiliki warna musik yang sangat unik, musik ICA adalah perpaduan dari musik pop punk, electronica, pop, rock, dan juga soundtrack-soundtrack masa kecil para personel, serta sound-sound dari console game favorit masing-masing personel. Musik ICA banyak Terinfluence oleh : The Title, Blink 182, Unicorn Kid, Metro Station, Forever The Sickest Kids, dan console game NINTENDO.
Prestasi :
8 Besar festival Keranda music festival (kuta carnival 2009 )
Top 10 Young Sound Of BALI 2
18 Besar Band Finalis Nasional LA Lights Indiefest 2010 ,
4 Besar Finalis Regional Surabaya LA Lights Indiefest 2010.
Lain-Lain :
- Reverbnation Chart ( September 2010 s/d April 2011) urutan 1, (electronic/dance – rock) Categori : Bali / Denpasar
- Reverbnation Chart ( September 2010 s/d April 2011) urutan 6, (electronic/dance – rock) Categori : National – Indonesia
- Memorable Electronica Artist Name (Global / Dunia) oleh Patrick

SEKILAS PROFILE FIVE MINUTES

Five Minutes adalah sebuah band rock & pop yang berasal dari Kota Kembang Bandung berdiri tahun 1994. Kini, Five Minutes digawangi oleh Ricky Tjahyadi (keyboard), Richie Setiawan (vokal), Drie Warnanta (bass), Roelhilman (gitar), dan Aria Yudhistira (drum).
 

Formasi awal

Drie dan Ricky bertemu pada awal tahun 1990-an dan sempat membentuk band yang tampil di sejumlah kafe. Namun band ini hanya bertahan selama 2 tahun. Mereka kemudian membentuk Five Minutes bersama Sonny (gitaris), Dicky (drummer) dan Sanny (vokalis) di tahun 1994 untuk mengikuti Fetival Band Se-Jabar DKI di Bandung. Dalam ajang tersebut mereka berhasil menjadi juara 1 dari 102 peserta. Tak lama, mereka pun masuk dapur rekaman. Album perdana mereka bertajuk Five Minutes (1995), yang diikuti oleh Five Minutes 2 (1996), Romantik (1997), Ouw! (1997), Sekat (2002), dan The Best +5 (2003). Penampilan yang unik dengan mengenakan sarung dan baju gombrong di panggung, menjadi salah satu daya tarik mereka. Bahkan mereka sempat membuat video klip lagu "Ouw" di Australia dengan mengenakan sarung.

Formasi kedua

Setelah album "Ouw", Dicky (drummer) mengundurkan diri dari Five Minutes karena mulai tidak sepaham lagi dengan personel FM yang lain. Mulai sejak itu Five Minutes hanya beranggotakan 4 orang, yaitu Sanny (vokal), Ricky (keyboard), Sonny (gitar), dan Drie (bass). Mulai saat itu juga Five Minutes menanggalkan baju gombrong dan sarungnya pun dimodifikasi. Dan aransemen drum pada lagu-lagu FM dibuat oleh Ricky FM sendiri.

Formasi ketiga

Setelah album The Best + 5, Sanny sang vokalis dan Sonny (gitaris) mengundurkan diri. Ricky dan Drie pun berburu personel baru. Akhirnya Richie (vokal), Roelhilman (gitar), dan Aria Yudhistira (drum) melengkapi formasi Five Minutes yang baru. Pada bulan Juni 2007, mereka merilis album baru bertajuk Rockmantic. Mereka pun menanggalkan sarung yang selama ini lekat sebagai image mereka. Dengan lagunya "Bertahan", Five Minutes membuat rekor sebagai lagu dengan debut tertinggi pada chart harian radio airplay, yaitu debut lagu diposisi #3. Five Minutes kembali membuat rekor dengan lagunya "Salah Apa" yang menjadi lagu pertama yang mendapatkan debut posisi lagu di radio airplay langsung pada posisi #1, karena banyaknya request, dan bertahan diposisi puncak untuk 10 minggu.[1]

Diskografi

Trivia

  • Fivers adalah sebutan untuk penggemar setia Five Minutes.

MUSIKALISASI PUISI

Memahami Musikalisasi Puisi

Tulisan ini sebelumnya berangkat dari makalah dengan judul yang sama, yang disajikan oleh Emong Soewandi pada Seminar Sastra dalam rangka memperingati Hari Chairil Anwar di Universitas Bengkulu, 28 April lalu. Diturunkan kembali di sini dengan beberapa penyesuaian sistematika untuk artikel.
Musikalisasi Puisi; Definisi yang Tak-Terdefinisikan

Apa itu musikalisasi telah menimbulkan suasana konflik pengertian atasnya di Bengkulu. Beberapa waktu yang lalu, saya mendengar dan menerima langsung keluhan beberapa kawan-kawan dan guru-guru, yang berangkat dari ketidakpuasan mereka atas lomba-lomba musikalisasi puisi yang diselenggarakan. Ketidakpuasaan yang kemudian menciptakan konflik ini terjadi, karena adanya perbedaan tentang pengertian musikalisasi puisi antara mereka/peserta dengan dewan juri/panitia.
Realitanya, belum ada definisi musikalisasi puisi yang mutakhir. Bahkan dalam banyak buku-teks sastra tidak mengenal, apalagi pembahasannya tentang musikalisasi puisi. Selain itu, istilah musikalisasi puisi sendiri pun belum disepakati secara umum. Ada beberapa seniman atau sastrawan yang menolak istilah itu. Musikalisasi puisi dipandang sebagai istilah yang kurang tepat dan rancu
Dari kondisi ini, maka dapat saja setiap individu memberikan pengertian yang berbeda-beda tentang konsep musikalisasi puisi. Beberapa situasi pemahaman atas musikalisasi adalah sebagai berikut:
  • bahwa dalam musikalisasi puisi tidak boleh ada orang membaca puisi, jika ada pembacaan puisi, maka itu bukan musikalisasi puisi;
  • bahwa dalam musikalisasi puisi boleh saja ada orang membaca puisi, sebab tidak semua kata-kata dalam puisi bisa dimusikalisasikan;
  • bahwa orang membaca puisi diiringi alat musik bukan musikalisasi puisi; dan
  • bahwa orang membaca puisi diiringi alat musik juga merupakan kegiatan musikalisasi puisi
Mengapa musikalisasi puisi tidak terdefinisikan? Dan mengapa pula istilah itu sering ditolak?
Pertama, bahwa secara etimologi musikalisasi puisi merupakan dua konstruksi yang hampir identik, yakni musik dan puisi. Puisi telah memiliki musik tersendiri (akan dijelaskan kelak), maka mengapa pula lagi harus dimusikalisasikan dengan memberikan unsur musik kepada puisi. Imam Budi Santosa pernah mengusulkan istilah musik puisi, yang tekanannya pada kolaborasi musik dan puisi. Sementara dalam musikalisasi puisi, puisi yang memiliki aturan-aturan dan kaidah-kaidah sendiri dipandang harus tunduk menjadi objek, yang bisa diperlakukan apa saja dalam proses itu.
Kedua, musikalisasi puisi merupakan kegiatan yang bersifat kreatif. Kreatif, artinya gagasan memusikalisasikan puisi didasari oleh dan dari keinginan-keinginan individual bersifat subyektif yang bertujuan untuk kepuasan pribadi. Puisi, selain sebagai karya sastra yang harus diinterpretasikan, juga dapat menjadi medium kreativitas. Sama seperti dramatisasi puisi, yang juga merupakan kegiatan kreatif. Dan ketiga, karena bersifat kreatif, maka musikalisasi puisi pun tidak memiliki kategori-kategori, batasan, atau aturan-aturan yang bersifat mengikat.
Pengertian Musik; Musik Tidak Identik dengan Lagu
Musik (music) sering dipahami sama dengan lagu (song). Berangkat dari pengertian inilah, maka musikalisasi puisi sering terjerumus pada anggapan mengubah sebuah puisi menjadi lagu. Ini jelas kurang tepat, karena musik tidak identik dengan lagu.
Musik yang berasal dari bahasa Inggris, music, (apa padanannya dalam bahasa Indonesia?) secara sederhana memiliki pengertian berirama, suatu susunan bunyi-bunyi bernada yang membentuk sebuah irama tertentu yang harmoni. Sementara pengertian lagu (dari bahasa Arab; al laghwu) lebih ditujukan pada suatu teks yang dengan sengaja dan sadar dinotasikan dengan nada-nada tertentu dan dibentuk oleh melodi.
Tanpa lagu pun sebuah konstruksi musik pun tetap dapat terbangun. Simponi klasik misalnya, secara umum tidak memiliki teks. Demikian juga instrumentalia ala Kitaro, Kenny G., atau Francis Goya sebagian besar juga tidak memiliki teks. Selain itu ada juga nyanyian, seperti nasyid, choral, al chapella, rubaiyah, syair atau gending, yakni lagu yang mengandalkan kemampuan musik alami manusia dan tidak memerlukan alat musik pengiring.
Musik dalam Puisi: Irama, Rima dan Ragam Bunyi Sebagai Unsur Musik dalam Puisi
Satu konvensi dalam menulis puisi yang diikuti penyair adalah kemampuan untuk membangun unsur musik dalam karyanya itu, dalam hal ini irama. Ini sering terlupakan oleh kita dalam kegiatan musikalisasi puisi, bahwa puisi sendiri telah memiliki unsur musik.
Penyair ketika menyusun kata-kata dalam puisinya akan memperhitungkan irama, agar suasana dan makna puisi tersebut dapat tercapai. Tanpa harus mengatakan suasana apa dalam puisi, tetapi dengan mengatur komposisi kata-kata, maka puisi akan dapat membangun suasana.
Menyusun rima salah satunya, adalah satu kegiatan untuk mengatur fisik puisi agar tercipta irama. Kita mengenal dalam puisi ada rima akhir, rima awal, ada asonansi (runtun bunyi-bunyi vokal) dan ada aliterasi (runtun bunyi-bunyi konsonan). Penggunaan kata-kata onomatope juga berfungsi untuk membangun suasana musikal pada puisi. Selain itu ada juga bunyi cachoponi dan euphony yang berfungsi membentuk suasana musikal pada puisi.
Dari penjelaskan di atas, maka selain sama-sama memiliki teks, kesamaan dasar antara puisi dan lagu, yakni sama-sama memiliki unsur musik.. Perbedaannya terletak pada materi dasar pembentukan musik itu. Jika musik pada puisi dibentuk oleh kata dan komposisi kata, maka musik pada lagu dibentuk oleh nada dan melodi.
Hakikat Puisi adalah Pembacaan; Keterbatasan Musikalisasi Puisi
Puisi tercipta untuk dibaca, karenanya membaca dan puisi bagai dua sisi keping mata uang. Pembacaan diperlukan karena puisi mengandung sistem kode yang rumit dan kompleks. Ada kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. Untuk memahami sebuah puisi, maka pengetahuan akan ketiga kode ini sangat diperlukan.
Musikalisasi puisi pun harus beranjak dari konsep pembacaan ini. Pembacaan yang diintegrasikan dengan nada dan melodi dapat memperkuat suasana puisi, memperjelas makna dan ikut membantu membentuk karakter puisi itu sendiri. Karena itu, dalam kegiatannya, jangan memaksakan totalitas puisi menjadi lagu, jika memang dapat merusak, bahkan menghancurkan puisi itu sendiri.
Banyak bagian puisi hanya akan kuat kalau dibacakan, yang justru akan hancur kalau dilagukan. Misalnya tempo dan negasi.
Tempo dalam puisi berfungsi untuk mendapat efek, dan negasi (saat diam) berfungsi untuk menciptakan suasana kontemplatif, sugestif dan aperseptif dalam sebuah puisi. Dalam pembacaan puisi, negasi juga bisa membantu seorang pembaca untuk improvisasi, jika mengalami “habis napas”. Dalam satu bait puisi dapat dimungkinkan terdapat beberapa tempo yang berbeda, dan bisa terjadi beberapa kali perubahan negasi.
Sementara pada lagu, negasi tidak ada. Persamaan istilah yang mungkin mendekati adalah kadens. Pada lagu kadens adalah jeda antara satu frase dengan frase berikutnya, bait satu ke bait berikutnya, atau saat menuju refrain dan fading. Sedangkan tempo pada lagu dikandung oleh satu konstruksi bait, yang ditentukan kecepatan gerak pulsa dalam tiap-tiap notasi. Namun, keseluruhan lagu tersebut dapat pula lebih dahulu ditentukan temponya, seperti adanya istilah-istilah forte, piano forte, allegro, adagia dan sebagainya.
Tempo dan kadens pada lagu umumnya bersifat permanen dan telah ditentukan sebelumnya oleh pencipta lagu tersebut. Sedangkan, tempo dan negasi pada puisi dipengaruhi oleh dua hal, pertama suasana asli puisi dan kedua ditentukan oleh situasi apresiasi.
Tempo dan negasi adalah dua ciri khas membaca puisi yang sulit untuk dilagukan. Jika pun dipaksa untuk dilagkan, maka dapat terjadi disharmoni irama lagu itu sendiri. Karena itu, dalam kegiatan musikalisasi puisi, bait dan bagian-bagiannya atau beberapa larik dalam bait jika memiliki tempo dan negasi yang ketat, maka pada bagian ini disarankan untuk tetap dibacakan, tidak dilagukan. (Sebagai modifikasinya dan improvisasi, pada bagian ini diisi saja dengan bunyi alat musik).
Selain tempo dan negasi, enjambemen puisi merupakan hambatan tersendiri dalam musikalisasi puisi. Enjambemen adalah pemenggalan baris dan hubungan antara baris. Dengan adanya enjambemen ini, maka pemenggalan baris-baris puisi oleh penyairnya menentukan makna puisi. Banyak puisi yang secara tipografik tidak menggunakan tanda baca atau tidak mengenal huruf kapital, hingga menjadi kesulitan tersendiri dalam menentukan enjambemen suatu puisi. Suatu tindakan yang sangat tidak apresiatif, jika kita mengorbankan enjambemen sebuah puisi, atau tidak mengindahkannya dalam kegiatan musikalisasi puisi, demi harmonisasi irama lagu.
Puisi harus tetap puisi. Musikalisasi puisi harus tetap menghormati puisi sebagai teks sastra, tidak bertujuan mengubahnya sebagai teks lagu. Puisi dasarnya tidak ditujukan sebagai teks lagu, maka banyak puisi memiliki peluang yang kecil untuk dapat dilagukan. Teks puisi diciptakan oleh penyairnya pada hakikatnya adalah untuk dibaca, sedangkan teks lagu dibuat memang dengan tujuan untuk dilagukan.
Tan Lio Ie menyatakan, jangan menjadikan puisi subordinat dalam musikalisasi puisi. Pernyataan benar, karena banyak keterbatasan dalam memusikalisasikan puisi. Jangan mengorbankan puisi demi menjadi lagu, walaupun menjadi lagu yang baik sekalipun, namun merusak puisi itu
MENYUSUN ULANG KONVENSI DI SEKITAR MUSIKALISASI PUISI

Membaca Puisi Diiringi Alat Musik Bukan Musikalisasi Puisi
Pemikiran ini mungkin tidak bisa begitu dipaksakan. Dalam Materi Pelatihan Bahasa dan Sastra Indonesia Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan, bahwa kegiatan membaca puisi diiringi alat musik termasuk kegiatan musikalisasi puisi. Penjelasan ini, bagi para juri atau panitia lomba musikalisasi puisi, harus dipertimbangkan, agar tidak bersikukuh mengatakan membaca puisi diiringi alat musik bukan musikalisasi puisi.
Namun teta diperhatikan, bahwaalat musik tersebut tidak hanya sekedar mengiringi pembacaan puisi belaka, yang mungkin membuat puisi cuma jadi semakin enak dinikmati. Fredy Arsi, pemimpin Sanggar Matahari yang bekerja sama dengan Pusat Bahasa telah mengeluarkan album musikalisasi puisi, menyarankan agar musik atau alat musik di sini harus mampu berintegrasi dengan puisi, di mana musik yang dipergunakan memang diaransemen atau diimprovisasikan untuk dapat mengikuti irama dan musik yang ada pada puisi dan semakin memperjelas suasana puisi.

Lagu-lagu Ebiet G. Ade sebagai Contoh
Lagu-lagu Ebiet G. Ade sering dijadikan contoh sebagai hasil musikalisasi puisi. Ini jelas kurang tepat dan kurang dapat dipertanggungjawabkan. Kita lupa, bahwa Ebiet G. Ade tidak mencipta puisi, tetapi dia memang mencipta lagu. Ebiet G. Ade tidak dapat dianggap sebagai penyair, dia adalah pencipta lagu dan penyanyi. Belum pernah ada, misalnya antologi puisi-puisi Ebiet G. Ade.
Benar, sebagian lagu-lagu yang dibawakan oleh Bimbo adalah hasil musikalisasi puisi, sebut saja lagu “Salju”, puisinya Wing Kardjo, “Balada Sekeping Taman Surga”, “Sajadah” atau “Rindu Kami Padamu Ya Rasul” merupakan puisi-puisi Taufik Ismail. Benar pula ada lagu-lagu Iwan Fals berangkat dari musikalisasi puisi, seperti “Kantata Takwa” dan “Sang Petualang” dan “Paman Doblang” adalah puisi-puisi Rendra, di mana dalam lagu ini kita mendengar Rendra membaca puisi, sementara lagu “Belajar Menghargai Hak Azasi Kawan” adalah musikalisasi puisi mbelingnya Remi Sylado. Sementara “Perahu Retak” karya Taufik Ismail dimusikalisasikan oleh Franky Sahilatua.
Benar pula, lagu-lagu Ebiet G. Ade sebagaimana juga lagu-lagu Leo Kristi, Ulli Sigar Rusady, Franky dan Jane, lagu-lagu Gombloh 1970-an dan juga sebagian lagu-lagu Katon Bagaskara memiliki kata-kata yang puitik, tetapi itu semua bukan puisi. Itu semua adalah lagu! Bahkan, banyak lagu-lagu puitik tersebut tidak begitu berhasil ketika dibacakan atau dideklamasikan, karena memang struktur dasarnya adalah untuk dilagukan, bukan dibaca.

Monotonitas Irama
Irama pada puisi yang dilagukan umumnya cenderung monoton. Produksi nada umumnya adalah staccato, dengan nada-nada pendek dan terputus-putus. Ini tidak saatnya lagi. Jangan ragu melagukan puisi dalam irama rock atau dangdut sekalipun, jika memang teks puisi memiliki peluang untuk itu.
Penutup; Solusi Akhir

Musikalisasi puisi sendiri hingga hari ini belumlah merupakan sebuah alat atau metode apresiasi karya sastra. Dia sebagaimana juga dramatisasi puisi merupakan kegiatan yang bersifat kreatif dan inovatof, sebagai ungkapan kita dalam mengeksresikan sebuah karya sastra secara bebas. Sebagai perbandingan, parafrase puisi pada awal-awalnya pun adalah sebuah teknik kreatif untuk memahami puisi, namun saat ini telah diterima sebagai metode atau teknik apresiasi yang fixed.
Namun, dalam sebuah kegiatan khusus, dalam lomba misalnya, perbedaan ini akan jadi konflik jika tidak terjembatani.
Dalam lomba musikalisasi puisi, perbedaan persepsi tentang musikalisasi wajib dipahami oleh panitia atau penyelenggara lomba, sehingga tidak total menyerahkannya saja kepada otoritas dewan juri, yang tentu memiliki persepsi sendiri apa itu musikalisasi puisi. Penentuan kriteria yang jelas tentang konsep musikalisasi puisi yang dipakai dapat meminimalisasikan konflik yang akan timbul. Penjelasan ini dapat dilakukan dalam pertemuan-teknis yang dilakukan beberapa hari menjelang lomba.
Jangan memberikan kesempatan kepada peserta lomba untuk menafsir kriteria lomba! Fakta, selain kriteria tertulis sendiri yang sering kabur dan multi-tafsir, bahwa dalam pertemuan-teknis (technical meeting) sebelum lomba, lazim yang dilakukan oleh panitia hanyalah penentuan nomor urut tampil, langka ditemui dalam pertemuan teknis, panitia beserta dewan juri memberikan penjelasan tentang kriteria yang akan dipergunakan.
(Tulisan aslinya adalah makalah Emong Soewandi, Pegiat Seni di Teater Petak Rumbia Bengkulu dan Guru SMP di Kepahiang)


Sumber:
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
http://www.jurnalnasional.com/artikel/…. sjifa amori: bukan lirik konvensional.
http://www.minggupagi.com/print.php?sid=93970…. sri wintala ahmad: festival musik puisi lagi untuk 2005? siapa penyelenggaranya?
Jamalus dan Hamzah Busroh. 1992. Pendidikan Kesenian. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nurhadi (ed.). 1987. Kapita Selekta Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. Malang: IKIP Malang.
Selden, Raman. 1991. Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soewandi, Emong. 2007. Menuju Proses Kreativitas Penyair Bengkulu. Makalah untuk Simposium Sastra Sumatera, Desember 2007, Pekanbaru – Riau. 

ABOUT PSSI

Sekilas Tentang PSSI

 

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI, adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepak bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo.
PSSI bergabung dengan FIFA pada tahun 1952, kemudian dengan AFC pada tahun 1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun 2005, diadakan pula Piala Indonesia
Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936 milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia.[1]
Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya sepak bola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan berbagai kelengkapan olahraga pun meningkat. Pada tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru juga menyediakan peralatan sepakbola.
Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah adanya istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut berganti dengan istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur di tahun 1960-a
PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB – Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM – Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB – Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB – Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM – Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB – Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.
PSSI pada masa kepemimpinan Nurdin Halid memiliki beberapa hal yang dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas diselenggarakannya Liga Primer Indonesia.

Pada 13 Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng.Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepakbola nasional. Karena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihak; Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu), Ketua KONIdan bahkan FIFAmenekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum.Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara.[9][10][13][14] Agar tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi “harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal” (bahasa Inggris: “They…, must not have been previously found guilty of a criminal offense….”) diubah dengan menghapuskan kata “pernah” (bahasa Inggris: “have been previously”) sehingga artinya menjadi “harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal” (bahasa Inggris: “… must not found guilty of a criminal offense…”)  Setelah masa tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI
Pada Oktober 2010, Liga Primer Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub.Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.Meski PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum, organisasi ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai “kompetisi ecek-ecek”, “tarkam”, dan “banci.” LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.
Klub anggota yang keluar dari kompetisi PSSI dan mengikuti Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasi dan tidak diundang dalam Munas PSSI. Padahal klub-klub tersebut hanya mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia dan bukan dari keanggotaan PSSI, sehingga masih memiliki hak suara dalam kongres. Selain itu, menurut Statuta PSSI, penghapusan keanggotaan klub dari PSSI tidak dapat ditentukan hanya oleh petinggi PSSI, harus melalui kongres dan disetujui minimal 3/4 anggota yang hadir.
Kisruh di PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI. Ketua Umum Nurdin Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada Kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru, Riau, masalah kekisruhan di tubuh PSSI seperti disengaja disembunyikan dari publik dengan cara mengadakan kongres secara tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak berhasil diselenggarakan karena terjadi kekisruhan mengenai hak suara.
Pada 1 April 2011, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid. Komite Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4 orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari 2011. Selanjutnya, FIFA mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI.
Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan Kongres tanggal 20 Mei 2011 di Jakarta, akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal 9 Juli 2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Pemecatan dan penunggakan gaji Alfred Riedl menimbulakan hal yang kontroversial karena pihak PSSI mengaku bahwa Alfred Riedl dikontrak oleh Nirwan Bakrie dan bukan oleh PSSI akan tetapi Alfred Riedl membantah hal tersebut dan membawa persoalan ini ke FIFA dan kasus ini belum terselesaikan.
Setelah berganti kepengurusan Ketua umum PSSI dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin Husin dimulai era kompetisi baru.Dalam pembentukan IPL banyak masalah yang terjadi karena aturan-aturan yang ditetapkan oleh PSSI.Pembentukan IPL mendapat tekanan dari 12 klub sepak bola atau kelompok 14 karena kompetisi berjumlah 24 klub dan 6 klub diantaranya langsung menjadi klub IPL. Namun, PSSI meyakinkan bahwa untuk memenuhi standard kompetisi profesional AFC, klasemen musim sebelumnya (musim 2010/2011) dihapuskan. Sebagai gantinya, yang dilihat adalah poin tertinggi dalam verifikasi tentang profesionalisme klub Indonesia. Akan tetapi dengan adanya IPL indonesia terhindar dari sangsi AFC

SEJARAH LAHIRNYA PERSIB BANDUNG

Sejarah PERSIB BANDUNG 


 

Sebelum bernama Persib Bandung, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot pulalah yang tercatat sebagai Komisaris Daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara, Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (sekarang Persebaya), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang-orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah-olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib ketika itu sering dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang di dalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung di bawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang, kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, dekade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Wali Kota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Ajat Sudrajat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nur'alim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan dan Eka Ramdani merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.Sampai saat ini Persib Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di bilang paling dibanggakan oleh Indonesia karena prestasi dan kemampuannya.

Stadion dan Mess


Stadion si Jalak Harupat (bird eye)
Hingga saat ini, Persib masih menggunakan Stadion Si Jalak Harupat untuk memainkan laga kandangnya. Setelah sebelumnya memakai Stadion Siliwangi.
Pada Indonesian Super League 2008/2009, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah Kota Bandung berencana membangun Sarana Olahraga baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadi home-base Persib serta untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011 nanti. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Saat ini, kontrak pembangunan stadion yang rencananya akan diberi nama Stadion Utama Sepakbola Gedebage ini telah diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp495,945 miliar. Diperkirakan, pembangunan stadion ini akan memakan waktu 883 hari.
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual kaos Persib dll. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, pernah bocor dan ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering karena terlamess persib sudah beberapa kali mendapatkan masalah. Atap ruang VIP di mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.

Apparel

Prestasi

Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Makassar. Kompetisi sepak bola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil mencapai babak perempat final Liga Champions Asia.

Nasional

Liga

Juara (5): 1937, 1961, 1986, 1990, 1994
Runner-up (8) : 1933, 1934, 1936, 1950, 1959, 1960, 1982/1983, 1984/1985
Juara (1): 1994–95

Piala

  • Piala Persija
Juara (1): 1991
  • Piala Kang Dada
Juara (1): 2008
  • Piala Celebes
Juara (1): 2012

Internasional

Perempat Final (1): 1995

Skuat

Berikut daftar pemain Persib di Indonesia Super League 2012-2013 Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.
Pos. Nama
78 Bendera Indonesia GK I Made Wirawan
55 Bendera Indonesia GK Cecep Supriatna
30 Bendera Indonesia GK Rizky Bagja
12 Bendera Indonesia GK Shahar Ginanjar
5 Bendera Indonesia DF Maman Abdurahman
6 Bendera Kamerun DF Abanda Herman
4 Bendera Suriah DF Naser Al Sebai
18 Bendera Indonesia DF Jajang Sukmara
22 Bendera Indonesia DF Supardi Nasir
3 Bendera Indonesia DF Aang Suparman
16 Bendera Indonesia DF Tony Sucipto
13 Bendera Indonesia DF Muhammad Agung Pribadi

No.
Pos. Nama
24 Bendera Indonesia MF Hariono
66 Bendera Indonesia MF Asri Akbar
7 Bendera Indonesia MF Atep
80 Bendera Kamerun MF Georges Parfait Mbida Messi
23 Bendera Indonesia MF Muhammad Ridwan
15 Bendera Indonesia MF Firman Utina
99 Bendera Kamerun FW Herman Dzumafo Epandi
11 Bendera Jepang FW Kenji Adachihara
9 Bendera Indonesia FW Airlangga Sucipto
69 Bendera Indonesia FW Sigit Hermawan
10 Bendera Indonesia FW Sergio van Dijk

Transfer 2012-2013

Masuk

Keluar

Staff Kepelatihan

Posisi Nama
Manager H. Umuh Muchtar
Ass Manager H. Dedy Firmansyah
Direktur Teknik Indra Tohir
Pelatih Utama Djajang Nurjaman
Asisten Pelatih Sutiono Lamso, Asep Somantri
Pelatih Kiper Anwar Sanusi
Pelatih Fisik Dino Sefriyanto
Pelatih U-21 Mustika Hadi
Manager U-18 Edi Djukardi
Pelatih U-18 Asep Sumantri
Manager U-15 Sigit Iskandar
Pelatih U-15 Anggi Prasetya
Dokter Tim Mohammad Raffi Ghani
Psikolog [[]]

Kepengurusan

Badan Hukum

PT. Persib Bandung Bermartabat
Posisi Nama
Direktur Jendral Glenn Sagita
Manager H. Umuh Muchtar
Assistant Manager Deddy Firmansyah
Direktur Keuangan Merdi Hazizi
Direktur Marketing dan Development Veby Permadi
Direktur Pengembangan Ari D. Sutedi
Komisaris Utama Zainuri Hasyim
Komisaris Kuswara S. Taryono
Wakil Komisaris Utama Pieter Tanuri

Suporter

Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking Persib Club, Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), Vicker, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-1337. Viking Persib Club Hooligan Persib, memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan mereka. Pada saat Persib dan Persija bertemu, biasanya pihak Polda Metro Jaya (bila pertandingan akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno) dan pihak Polwiltabes Bandung (bila pertandingan akan berlangsung di Stadion Siliwangi atau di Stadion Si Jalak Harupat) akan berpikir dua kali untuk mengeluarkan izin pertandingan tersebut karena begitu besarnya potensi terjadinya kerusuhan antara suporter kedua tim. ACAB

Daftar pelatih dan pemain asing

Pelatih Liga Indonesia

Berikut daftar pelatih Persib sejak musim kompetisi 1994/1995:
Tahun Pelatih
1994/1995 Bendera IndonesiaIndra Thohir
1995/1996 Bendera IndonesiaRisnandar Soendoro
1996/1997 Bendera IndonesiaNandar Iskandar
1997/1998 Bendera IndonesiaNandar Iskandar
1998/1999 Bendera IndonesiaM. Suryamin
1999/2000 Bendera IndonesiaM. Suryamin Bendera IndonesiaIndra Thohir
2000/2001 Bendera IndonesiaIndra Thohir
2001/2002 Bendera IndonesiaDeny Syamsudin
2003/2004 Bendera PolandiaMarek Andrejz Sledzianowski Bendera IndonesiaBambang Sukowiyono & Iwan Sunarya(caretaker) Bendera ChiliJuan Antonio Paez
2004/2005 Bendera ChiliJuan Antonio Paez
2005/2006 Bendera IndonesiaIndra Thohir
2006/2007 Bendera IndonesiaRisnandar Soendoro Bendera IndonesiaDjadjang Nurdjaman & Dedi Sutendi (caretaker) Bendera MoldovaIurie Arcan Anatolievichi
2007/2008 Bendera MoldovaIurie Arcan Anatolievichi Bendera IndonesiaDjajang Nurjaman & Robby Darwis (caretaker)
2008/2009 Bendera IndonesiaJaya Hartono
2009/2010 Bendera IndonesiaJaya Hartono Bendera IndonesiaRobby Darwis(caretaker)
2010/2011 Bendera PerancisDaniel Darko Jankovic Bendera SerbiaJovo Cuckovic Bendera IndonesiaDaniel Roekito
2011/2012 Bendera KroasiaDrago Mamic Bendera IndonesiaRobby Darwis(caretaker)
2012/ Bendera IndonesiaDjajang Nurjaman

Daftar pemain legendaris


Daftar pemain asing

Berikut daftar pemain asing yang pernah bermain untuk Persib. Nama yang tercetak tebal masih memperkuat Persib.
CONMEBOL
CAF
UEFA
AFC